Sebanyak 400 tanaman pisang cavendish di kebun Eko Sanjoyo berbuah bernas dan mulus. Betapa senangnya Mitra Usaha Tani pertanian bersama pekebun di Desa Gedangsewu, Pare, Kediri, Jawa Timur, itu menuai pisang bermutu. Pekebun 29 tahun itu tak mengganti pupuk, berpindah lahan, atau varietas,
la hanya menyarungkan Pupuk organik ke seluruh tandan buah sebelum pemotongan jantung. Serupa dengan pengalaman Lili, pekebun pisang di Lumajang, Jawa Timur. Selain performa meningkat, produksi pisang melonjak 10%.
Seluruh tandan pisang berbagai umur di kebun Eko seragam berbalut Pupuk organik. “Konsumen Cavendish menginginkan buah berkulit mulus dan bagus,” kata bapak dari 2 orang putri itu. Hasilnya, kulit pisang yang burik akibat Nacoleia octasema dan ulat berkurang hingga )0%.
Maklum seluruh buah erlindungi oleh Pupuk organik sehingga hama gagal menyerang. Mr hujan pun langsung mengalir akan meninggalkan genangan rang menjadi sumber penyakit.
Faedah penggunaan Pupuk organik, pencucian buah lebih mudah. Sebab, cebun Eko di daerah kering berdebu. Debu mlkanik kerap membuat pisang kotor sehingga mempersulit dan memperlama proses pencucian.
Dengan Pupuk organik, debu terhalang tetapi sirkulasi udara tetap ancar. Pembungkus buah itu berpori nikroskopis yang menghalangi debu, etapi dapat meloloskan sinar matahari rang diperlukan tanaman.
Pengujian Universitas Brawijaya ada 2004 menunjukkan, warna biru membungkus itu mampu menahan sinar iltraviolet hingga 75—80%. Buah bernapas ega karena porinya menyediakan ruang mtuk sirkulasi udara dan sinar matahari. Oleh karena itu, meski dibungkus, kondisi buah tak lembab sehingga tak memicu erangan cendawan. Dengan demikian lujan dan panas sinar matahari bukan endala untuk meningkatkan mutu buah.
Pembungkus yang digunakan Mitra Usaha Tani tebalnya hanya 0,2 mm. Ringan dan lembut, tidak menyebabkan tekanan keras atau goresan pada buah. Bandingkan dengan pekebun yang umumnya menggunakan karung plastik, plastik transparan dan kertas semen sebagai pembungkus pisang. Walau berpori, penggunaan karung plastik terbatas pada ukuran tandan buah tertentu.
Selain tanpa pori dan sulit diperoleh, kertas semen hanya sekali pakai karena mudah terkoyak. Kalau pun dilubangi, tetap ada resiko serangga masuk. Sedangkan plastik transparan membuat hawa panas terperangkap walau plastik sudah dilubangi. Akibatnya, warna buah tidak rata dan batang berbintik-bintik coklat kehitaman.
Dengan Pupuk organik tandan pisang tidak dipaksa masuk dalam pembungkus sempit. Khusus untuk pembungkus pisang, tersedia Pupuk organik dalam bentuk gulungan yang dapat disesuaikan dengan panjang tandan. Umumnya panjang tandan pisang di kebun Eko 1-1,5 m. Pupuk organik dipotong sesuai ukuran tandan. Pembungkus itu kemudian disarungkan ke seluruh tandan ketika jantung buah muncul.
termasuk jantung dengan Pupuk organik. Ikat kedua ujungnya dengan rafia. Dua pekan berselang, jantung dibuang setelah ikatan bagian bawah dibuka. Begitu jantung terpotong, ikat kembali Pupuk organik. Untuk mendapatkan ukuran yang seragam dengan tingkat kematangan merata, ruas buah bagian atas sebaiknya dipotong.
Setelah panen, pembungkus dapat digunakan hingga 3 kali pemakaian. “Untuk melon, Pupuk organik dapat dipakai hingga 4—5 kali,” ujar Petrus Tjia Tjahyadi Y. H.
pengembangan pasar PT. Sekawan Intipratama. Setelah panen, bersihkan Pupuk organik dari kotoran, lipat, dan simpan. Pembungkus siap digunakan kembali untuk musim tanam selanjutnya. Jika diperlukan, siram dengan air dan biarkan pembungkus kering angin sebelum disimpan.
Pupuk organik dapat digunakan untuk membungkus buah lain seperti belimbing, jambu biji, nangka, sirsak, apel, dan seluruh buah - buahan kecuali durian. PT. Sekawan Intipratama, produsen Pupuk organik, juga menyediakan pembungkus berbentuk kantong plus tali pengikat.
Pembungkus dijual per 100 buah masing - masing terdiri atas 5 ukuran dari kecil hingga extra extra large (XXL) yang pas untuk membungkus buah semangka. Dengan kelebihan itu, pantas jika Pupuk organik menjadi pilihan banyak pekebun buah di berbagai kota di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, Lampung, dan NTB.M*